(McMurry – Organic Chemistry
Fifth Edition, 2000)
Di awal berkembangnya kimia organik, kata aromatic digunakan
untuk menggambarkan fragrant (zat berbau harum) seperti benzaldehida (dari buah
cherri dan almond), toluena (dari balsem Tolu) dan benzena (dari distilasi batu
bara). Terakhir diketahui bahwa zat yang digolongkan sebagai aromatik berbeda
dari kebanyakan senyawa organik terutama pada sifat kimianya.
Hidrokarbon aromatik sederhana berasal dari dua sumber
utama: batubara dan minyak bumi. Distilasi faksional tar batubara menghasilkan
benzene, toluena, xilena (dimetilbenzena), naftalena, serta beberapa senyawa
aromatik lainnya seperti gambar berikut:
Tidak seperti batubara, minyak bumi mengandung sedikit senyawa
aromatik dan lebih banyak berisi alkana. Selama proses pengilangan minyak bumi,
molekul aromatik terbentuk ketika alkana dialirkan melalui katalis pada suhu
500°C dengan tekanan tinggi. Heptana, sebagai contoh dapat membentuk toluena
dengan dehidrogenatsi dan siklisasi.
Tata Nama Senyawa Aromatik
Zat aromatik banyak memiliki nama yang nonsistematis. Aturan
IUPAC mempertahankan beberapa nama yang telah dipakai secara meluas. Dengan
demikian, metilbenzena dikenal dengan nama toluena, hidroksibenzena dikenal
dengan fenol, aminobenzena dikenal
dengan anilin, dan seterusnya.
Turunan benzena monosubstitusi secara sistematis dinamai
sesuai dengan nama hidrokarbon lainnya dengan –benzena sebagai nama induk. C6H5Br
disebut bromobenzena, C6H5NO2 disebut
nitrobenzena, C6H5CH2CH2CH3
disebut propilbenzena.
Nama Umum untuk Beberapa Senyawa Aromatik
Rumus Nama Rumus Nama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar