Dalam kimia, isomerisme cis-trans atau isomerisme geometrik atau isomerisme konfigurasi adalah sebuah bentuk stereoisomerisme yang menjelaskan orientasi gugus-gugus fungsi dalam sebuah molekul. Secara umum, isomer seperti ini mempunyai ikatan rangkap yang tidak dapat berputar. Selain itu, isomer ini juga muncul dikarenakan struktur cincin molekul yang menyebabkan perputaran ikatan sangat terbatas.
Istilah "isomerisme geometrik" adalah istilah lama yang sudah
tidak digunakan lagi dan merupakan sinonim dari "isomerisme
cis-trans". Ia kadang-kadang juga merupakan sinonim untuk stereoisomerisme
umum (misalnya isomerisme optis); istilah
yang tepat untuk stereoisomerisme non-optis adalah diastereomerisme.
Terdapat dua bentuk isomer cis-trans, yakni cis dan trans. Ketika gugus substituen
berorientasi pada arah yang sama, diastereomer ini disebut sebagai cis,
sedangkan ketika subtituen berorientasi pada arah yang berlawanan, diastereomer
ini disebut sebagai trans. Contoh molekul hidrokarbon yang menunjukkan
isomerisme cis-trans adalah 2-butena.
Senyawa alisiklik juga
dapat menunjukkan isomerisme cis-trans. Sebagai contoh isomer geometrik yang
disebabkan oleh struktur cincin, perhatikan 1,2-diklorosikloheksana:
Sifat fisik cis vs trans
Sifat fisik cis vs trans
Isomer cis dan isomer trans sering kali memiliki sifat-sift fisika yang berbeda.
Perbedaan antara isomer pada umumnya disebabkan oleh perbedaan bentuk molekul
atau momen dipol secara
keseluruhan. Perbedaan ini dapatlah sangat kecil, seperti yang terlihat pada
titik didih alkena berantai lurus 2-pentena (titik didih isomer trans
36 °C dan isomer cis 37 °C).
Perbedaan isomer cis dan trans juga dapat sangat bersar, seperti pada kasus siklooktena. Isomer cis
senyawa ini memiliki titik didih 145 °C,
sedangkan isomer transnya 75 °C.
Perbedaan yang sangat besar antara kedua isomer siklooktena disebabkan oleh
terikan cincin yang besar untuk trans-siklooktena, yang juga menyebabkannya
kurang stabil dibandingkan isomer cis. Bahkan, kedua isomer asam 2-butenadioat
memiliki sifat-sifat dan reaktivitas yang sangat berbeda sehingga mempunyai
nama yang berbeda pula. Isomer cisnya disebuah asam maleat,
sedangkan isomer transnya disebuat asam fumarat.
Polaritas merupakan faktor kunci yang menentukan titik didih relatif senyawa
karena ia akan meningkatkan gaya antar molekul, sedangkan simetri merupakan
faktor kunci yang menentukan titik leleh relatif karena ia mengijinkan penataan
molekul yang lebih baik pada bentuk padat. Oleh karena itu, trans-alkena yang
kurang polar dan lebih simetris cenderung memiliki titik didih yang lebih
rendah dan titik leleh yang lebih tinggi. Sebaliknya cis-alkena secara umum
memiliki titik didih yang lebih tinggi dan titik leleh yang lebih rendah.
Bromin mempunyai prioritas CIP
yang lebih tinggi daripada klorin, sehingga alkena ini merupakan isomer Z.
Sistem penamaan isomer cis/trans tidaklah efektif ketika terdapat lebih dari dua substituen pada ikatan ganda. Notas E/Z dapat digunakan untuk kasus seperti ini. Z (berasal dari Bahasa Jerman zusammen) berarti bersama dan berkorespondensi dengan istilah cis; E (berasal dari Bahasa Jerman entgegen) berarti berlawanan dan berkorespondensi dengan istilah trans.
Sebuah konfifurasi molekul disebut E atau Z tergantung pada kaidah
prioritas Cahn-Ingold-Prelog (nomor atom yang lebih tinggi memiliki
prioritas lebih tinggi). Untuk setiap atom yang melekat pada ikatan ganda,
diperlukan penentuan substituen mana yang memiliki prioritas lebih tinggi. Jika
dua substituen berprioritas leih tinggi berada pada sisi yang sama, susunan ini
disebut Z; sedangkan jika berlawanan, susunan ini disebut E.
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Isomerisme_cis-trans
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Isomerisme_cis-trans
Tidak ada komentar:
Posting Komentar